Gejala kanker otak cenderung bervariasi berdasarkan lokasi tumor dan seberapa besar ukurannya. Gejala umum meliputi sakit kepala persisten berat, kejang, gangguan penglihatan pendengaran, kesulitan berbicara memahami kata-kata perubahan kepribadian.
Ada berbagai jenis kanker otak, termasuk glioma seperti glioblastoma multiforme, meningioma, medulloblastoma, ependimoma, tumor neuroepitelial. Setiap jenis kanker otak memiliki karakteristik prognosis berbeda.
4 Gejala Kanker Otak yang Umum Terjadi dan Sering Tidak Disadari
Pengobatan dari gejala kanker otak dapat meliputi operasi untuk mengangkat tumor jika memungkinkan, radioterapi, kemoterapi, terapi target seperti terapi molekuler. Semuanya dilakukan untuk mengurangi gejala atau efek samping perawatan.
1. Gangguan lisan dan memahami bahasa
Penderita gejala kanker otak dengan disfasia mengalami kesulitan dalam memahami bahasa, baik lisan maupun tertulis. Mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata, frasa, atau kalimat diucapkan atau ditulis.
Tumor ganas dapat memengaruhi kemampuan berbahasa lisan penderita kanker otak. Mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan benar, mengalami kekacauan dalam penyusunan kalimat, atau kesulitan dalam mengekspresikan pikiran secara jelas.
Gangguan memori disebabkan oleh pengaruh tumor otak juga dapat mengurangi kemampuan penderita kanker otak untuk mengingat bahasa. Kesulitan mengingat kosakata atau konsep bahasa kompleks.
Rehabilitasi bahasa menjadi salah satu pendekatan penting dalam mengatasi disfasia pada pasien. Tujuan rehabilitasi adalah untuk memperbaiki kemampuan berbahasa, baik dalam memahami maupun mengungkapkan pikiran secara lisan.
Melalui program rehabilitasi bahasa, pasien dapat memperbaiki kemampuan berkomunikasi. Ini melibatkan latihan-latihan untuk meningkatkan kosakata, memperbaiki struktur kalimat, meningkatkan pemahaman bahasa secara keseluruhan.
Tim rehabilitasi bahasa terdiri dari ahli terapi wicara, ahli rehabilitasi bahasa, profesional kesehatan lainnya bekerja sama untuk program rehabilitasi. Komunikasi efektif antara tim rehabilitasi pasien serta keluarga merupakan faktor penting keberhasilan.
2. Kesulitan mengingat akibat kognisi menurun
Gejala kanker otak dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif, termasuk kesulitan mengingat informasi, konsentrasi berkurang. Penurunan kemampuan berpikir secara jelas merupakan gejala umum yang sering terjadi.
Seiring pertumbuhan tumor semakin parah, pasien dapat mengalami halusinasi pengalaman sensorik tidak nyata. Selain itu, kemampuan pasien untuk memberikan respons tepat terhadap rangsangan eksternal juga dapat terganggu.
Salah satu cara penting untuk mengendalikan pertumbuhan tumor otak ganas adalah melalui tindakan operasi. Operasi dapat dilakukan untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin mengurangi tekanan oleh tumor terhadap struktur otak sistem saraf.
Operasi dapat memiliki beberapa tujuan, seperti mengangkat tumor primer, mengurangi gejala disebabkan oleh tekanan tumor. Mengurangi risiko komplikasi seperti perdarahan atau pembengkakan otak, serta meningkatkan kualitas hidup harapan hidup pasien.
Sebelum melakukan operasi, pasien akan menjalani evaluasi komprehensif, termasuk pemetaan lokasi tumor, penilaian kesehatan secara keseluruhan. Diskusi mendalam dengan tim medis untuk menentukan rencana operasi sesuai.
Setelah operasi, pasien akan membutuhkan perawatan pasca-operasi cermat, termasuk pemantauan kondisi kesehatan bahkan terapi rehabilitasi jika diperlukan. Perencanaan perawatan lanjutan seperti radioterapi atau kemoterapi jika diperlukan.
3. Gangguan koordinasi gerakan tidak terkendali
Gejala kanker otak dapat memengaruhi sistem saraf sumsum tulang belakang mengganggu fungsi koordinasi tubuh menghasilkan gerakan tidak terkendali. Hal ini dapat berupa gerakan tidak sengaja, tremor, atau bahkan kejang.
Gangguan pada sistem saraf sumsum tulang belakang juga dapat menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau sensasi tidak nyaman lainnya pada anggota tubuh. Hal ini disebabkan oleh gangguan dalam transmisi sinyal saraf mengatur sensasi persepsi tubuh.
Kanker mempengaruhi saraf kranial, seperti saraf trigeminal mengontrol sensasi wajah, menyebabkan hilangnya sensorik. Pasien mungkin mengalami kesulitan merasakan sentuhan, suhu, atau nyeri pada area wajah terkena.
Sistem saraf terganggu dapat memengaruhi kontrol atas fungsi saluran kemih. Hal ini dapat menyebabkan inkontinensia urin, kesulitan buang air kecil, atau bahkan retensi urin memerlukan intervensi medis.
Selain saluran kemih, kontrol atas fungsi buang air besar juga dapat terganggu memengaruhi sistem saraf. Pasien dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol buang air besar, konstipasi, atau inkontinensia feses.
4. Gejala kanker otak dengan rasa sakit kepala persisten berat
Salah satu gejala umum terkait dengan kanker adalah sakit kepala berbeda dari sakit kepala biasa seperti migrain. Sakit kepala pada yang cenderung bersifat persisten berat, seringkali tidak merespons obat penghilang rasa sakit biasa.
Nyeri yang terjadi pada beberapa titik tertentu di kepala karena pertumbuhan tumor memengaruhi jaringan otak struktur di sekitarnya. Lokasi nyeri dapat bervariasi tergantung pada letak tumor di dalam otak Anda.
Selain intensitasnya, karakteristik nyeri pada kanker juga dapat berubah seiring waktu. Misalnya, nyeri bisa semakin buruk seiring dengan pertumbuhan tumor atau perubahan dalam tekanan intrakranial.
Sakit kepala terkait dengan kanker seringkali disertai dengan gejala tambahan seperti mual, muntah, kebingungan, kelemahan pada satu sisi tubuh, perubahan perilaku atau kepribadian, serta gangguan penglihatan atau pendengaran.
Dokter dapat menganjurkan pemeriksaan MRI untuk mendeteksi gejala sakit kepala hebat tidak biasa, terutama jika ada kecurigaan terhadap masalah neurologis. MRI memungkinkan visualisasi detail struktur membantu dalam diagnosis tumor.
Penting untuk menghubungi dokter jika Anda mengalami sakit kepala persisten, berat, atau tidak biasa, terutama jika disertai dengan gejala lain yang mencurigakan. Pemeriksaan diagnosis tepat sangat penting setelah Anda mencurigai terhadap gejala kanker otak yang terjadi.